UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKHNOLOGI INFORMASI
MAKALAH PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Nama : Muhammad Rizqi Hidayatullah
NPM : 34115773
Jurusan : D-3 Manajemen Informatika
Dosen : Randy Napitupulu, SH., MH
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Allah swt., atas segalah rahmat dan nikmat yang diberikan
kepada saya, sehingga saya bisa menyelesaikan pembuatan makalah pendidikan
kewarganegaraan ini dengan semaksimal mungkin.
Makalah ini mengambil tema “Nasionalisme” dengan judul “Mencegah Disintegrasi
Bangsa dengan Menanamkan Nilai-nilai Pancasila sejak Dini”. Insya Allah makalah
ini bisa menyadarkan anda para pembaca bahwa betapa pentingnya rasa
nasionalisme dengan memahami dan mengamalkan Nilai-nilai Pancasila sejak dini,
karena makalah ini berisi fakta-fakta terpenting tentang ancaman disintegrasi
bangsa kita, bangsa yang dulu menjadi kebanggaan para pendahulu kita dan para
bapak pendiri Negara yaitu Bangsa Indonesia. Makalah ini juga berisi tentang
cara-cara sederhana tentang bagaiman agar nilai-nilai Pancasila ini bisa hidup
di masyarakat Indonesia sehingga Pancasila tidak hanya terkristalisasi sebagai
ideologi Negara, namun juga sebagai norma yang sangat penting dalam dalam
memperkokoh persatuan dan mencegah ancaman disintegrasi bangsa kita.
Saya berharap para pembaca segera tersadar hatinya, terbangun matanya, dan
tergerak raganya untuk mencegah ancaman disintegrasi ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi saya dan juga yang membaca makalah ini.
Jakarta, 16 Juni 2017
Penulis
Muhammad Rizqi Hidayatullah
Muhammad Rizqi Hidayatullah
Bab
1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara
kesatuan pada dasarnya dapat mengandung potensi kerawanan akibat keanekaragaman
suku bangsa, bahasa, agama, ras dan etnis golongan. Hal tersebut merupakan
faktor yang berpengaruh terhadap potensi timbulnya konflik sosial. Dengan
semakin marak dan meluasnya konflik akhir-akhir ini, merupakan suatu pertanda
menurunnya rasa nasionalisme di dalam masyarakat.
Kondisi seperti ini dapat terlihat dengan meningkatnya konflik yang bernuansa
SARA, serta munculya gerakan-gerakan yang ingin memisahkan diri dari NKRI
akibat dari ketidak puasan dan perbedaan kepentingan, apabila kondisi ini
tidak segera ditangani dengan baik akhirnya akan berdampak pada disintegrasi
bangsa.
Seperti halnya GAM (Gerakan Aceh Merdeka), yang kini hampir sudah tidak
terngiang lagi di telinga kita. Dulu kelompok ini benar-benar membuat repot
bangsa Indonesia, seandainya GAM berhasil berdisintegrasi dari Indonesia maka
tidak ada lagi lagu “Dari Sabang Sampai Merauke”, lagu pemersatu bangsa kita.
Namun rakyat dan bangsa ini tidak rela jika Aceh lepas dari pangkuan bunda pertiwi,
maka dengan segala upaya dilakukan bangsa ini untuk menghentikan gerakan ini,
baik secara militer maupun diplomatik.
Kemudian apakah peristiwa itu akan terulang lagi untuk yang kesekian kalinya di
Negara kita? Bukankah kita sudah cukup kehilangan ditinggal oleh
saudara-saudara kita di Timor Timur.
Dan apakah konflik di Irian juga tidak akan terselesaikan? Gerakan Papua
Merdeka yang diam-diam menyusun strategi untuk berdisintegrasi dari Indonesia
kita biarkan begitu saja? Dimanakah rasa nasionalisme kita? Dimana rasa
persatuan dan kesatuan kita? Lalu apakah konflik-konflik kecil antar suku,
agama, dan kelompok kita biarkan saja? Ada apa dengan bangsa ini?
Masalah disintegrasi bangsa merupakan masalah yang sangat mengkhawatirkan
kelangsungan hidup bangsa ini. Dimanakah nilai-nilai Pancasila yang dulu
dicita-citakan oleh bapak pendiri bangsa? Sudahkah nilai-nilai Pancasila luntur
dari bangsa ini? Untuk itu inilah PR bagi bangsa ini, bukan hanya pemerintah,
bukan hanya TNI dan POLRI tetapi juga kita seluruh warga Indonesia. Perlunya
ditegakkan kembali nilai-nilai Pancasila tidak bisa ditunda-tunda lagi, bangsa
ini sudah krisis dalam segala aspek kehidupan khususnya krisis moral.
Nilai-nilai Pancasila harus dihidupkan kembali dalam setiap aspek kehidupan,
bukan hanya terkristalisasi sebagi ideologi Negara.
Permasalahan disintegrasi ini sangat kompleks sebagai akibat akumulasi
permasalahan Ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan yang saling
tumpang tindih, apabila tidak cepat dilakukan tindakan-tindakan bijaksana untuk
menanggulangi sampai pada akar permasalahannya maka akan menjadi problem yang
berkepanjangan.
Untuk itulah, makalah ini disusun dalam rangka menyadarkan kembali akan pentingnya
nilai-nilai Pancasila ditegakkan kembali.
B. Tujuan
Makalah ini disusun dengan
tujuan sebagai berikut ini:
1.
Memahami
apa arti dari disintegrasi
2.
Memahami
tentang rasa nasionalisme
3.
Memahami
arti penting nilai-nilai Pancasila
4.
Menumbuhkan
rasa nasionalisme yang kini sudah hilang dari hati kita
5. Sebagai tugas individu yang
wajib diselesaikan dalam mata kuliah pendidikan kewarganegaraan.
C. Rumusan Masalah
Sesuai
dengan latar belakang, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Mengapa
pada bangsa ini sangat mudah terjadi konflik SARA yang merupakan akar dari
disintegrasi bangsa?
2.
Bagaimanakah
solusi dini untuk mencegah disintegrasi bangsa ini?
Bab
2
ISI
A. Disintegrasi dan Faktor-faktor
Penyebabnya
1) Disintegrasi Bangsa
Disintegrasi secara harfiah dipahami sebagai perpecahan suatu bangsa menjadi
bagian-bagian yang saling terpisah (Webster’s New Encyclopedic Dictionary 1996).
Bila
dicermati adanya gerakan pemisahan diri sebenarnya sering tidak berangkat dari
idealisme untuk berdiri sendiri akibat dari ketidak puasan yang mendasar dari
perlakuan pemerintah terhadap wilayah atau kelompok minoritas seperti masalah
otonomi daerah, keadilan sosial, keseimbangan pembangunan, pemerataan dan
hal-hal yang sejenis.
Kekhawatiran tentang perpecahan
(disintegrasi) bangsa di tanah air dewasa ini yang dapat digambarkan sebagai
penuh konflik dan pertikaian, gelombang reformasi yang tengah berjalan
menimbulkan berbagai kecenderungan dan realitas baru. Segala hal yang
terkait dengan Orde Baru termasuk format politik dan paradigmanya dihujat dan
dibongkar. Bermunculan pula aliansi ideologi dan politik yang ditandai dengan
menjamurnya partai-partai politik baru. Seiring dengan itu lahir sejumlah
tuntutan daerah-daerah diluar Jawa agar mendapatkan otonomi yang lebih luas
atau merdeka yang dengan sendirinya makin menambah problem, manakala diwarnai
terjadinya konflik dan benturan antar etnik dengan segala permasalahannya.
Penyebab timbulnya disintegrasi
bangsa juga dapat terjadi karena perlakuan yang tidak adil dari pemerintah
pusat kepada pemerintah daerah khususnya pada daerah-daerah yang memiliki
potensi sumber daya/kekayaan alamnya berlimpah/ berlebih, sehingga daerah tersebut
mampu menyelenggarakan pemerintahan sendiri dengan tingkat kesejahteraan
masyarakat yang tinggi.
Selain itu disintegrasi bangsa
juga dipengaruhi oleh perkembangan politik dewasa ini. Dalam kehidupan
politik sangat terasa adanya pengaruh dari statemen politik para elit maupun
pimpinan nasional, yang sering mempengaruhi sendi-sendi kehidupan bangsa,
sebagai akibat masih kentalnya bentuk-bentuk primodialisme sempit dari
kelompok, golongan, kedaerahan bahkan agama. Hal ini menunjukkan bahwa
para elit politik secara sadar maupun tidak sadar telah memprovokasi
masyarakat. Keterbatasan tingkat intelektual sebagian besar masyarakat
Indonesia sangat mudah terpengaruh oleh ucapan-ucapan para elitnya sehingga
dengan mudah terpicu untuk bertindak yang menjurus kearah terjadinya kerusuhan
maupun konflik antar kelompok atau golongan.
2) Faktor-faktor Penyebab
Disintegrasi Bangsa
a) Geografi
Indonesia yang terletak pada
posisi silang dunia merupakan letak yang sangat strategis untuk kepentingan
lalu lintas perekonomian dunia selain itu juga memiliki berbagai
permasalahan yang sangat rawan terhadap timbulnya disintegrasi bangsa. Dari
ribuan pulau yang dihubungkan oleh laut memiliki karakteristik yang
berbeda-beda dengan kondisi alamnya yang juga sangat berbeda-beda pula
menyebabkan munculnya kerawanan sosial yang disebabkan oleh perbedaan daerah
misalnya daerah yang kaya akan sumber kekayaan alamnya dengan daerah yang
kering tidak memiliki kekayaan alam dimana sumber kehidupan sehari-hari hanya
disubsidi dari pemerintah dan daerah lain atau tergantung dari daerah lain.
b) Demografi
Jumlah penduduk yang besar,
penyebaran yang tidak merata, sempitnya lahan pertanian, kualitas SDM yang
rendah berkurangnya lapangan pekerjaan, telah mengakibatkan semakin tingginya
tingkat kemiskinankarena rendahnya tingkat pendapatan, ditambah lagi mutu
pendidikan yang masih rendah yang menyebabkan sulitnya kemampuan bersaing dan
mudah dipengaruhi oleh tokoh elit politik/intelektual untuk mendukung
kepentingan pribadi atau golongan.
c) Kekayaan Alam
Kekayaan alam Indonesia yang
melimpah baik hayati maupun non hayati akan tetap menjadi daya tarik tersendiri
bagi negara Industri, walaupun belum secara keseluruhan dapat digali dan di
kembangkan secara optimal namun potensi ini perlu didayagunakan dan
dipelihara sebaik-baiknya untuk kepentingan pemberdayaan masyarakat dalam peran
sertanya secara berkeadilan guna mendukung kepentingan perekonomian nasional.
d) Ideologi
Pancasila merupakan alat
pemersatu bangsa Indonesia dalam penghayatan dan pengamalannya masih belum
sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai dasar Pancasila, bahkan saat ini sering
diperdebatkan. Ideologi pancasila cenderung tergugah dengan adanya
kelompok-kelompok tertentu yang mengedepankan faham liberal atau kebebasan
tanpa batas, demikian pula faham keagamaan yang bersifat ekstrim baik kiri
maupun kanan.
e) Politik
Berbagai masalah politik yang
masih harus dipecahkan bersama oleh bangsa Indonesia saat ini seperti
diberlakukannya Otonomi daerah, sistem multi partai, pemisahan TNI dengan Polri
serta penghapusan dwi fungsi BRI, sampai saat ini masih menjadi permasalahan
yang belum dapat diselesaikan secara tuntas karena berbagai masalah pokok
inilah yang paling rawan dengan konflik sosial berkepanjangan yang akhirnya
dapat menyebabkan timbulnya disintegrasi bangsa.
f) Ekonomi
Sistem perekonomian Indonesia
yang masih mencari bentuk, yang dapat pemberdayakan sebagian besar potensi
sumber daya nasional, serta bentuk-bentuk kemitraan dan kesejajaran yang diiringi
dengan pemberantasan terhadap KKN. Hal ini dihadapkan dengan krisis
moneter yang berkepanjangan, rendahnya tingkat pendapatan masyarakat dan
meningkatnya tingkat pengangguran serta terbatasnya lahan mata pencaharian yang
layak.
g) Sosial Budaya
Kemajemukan bangsa Indonesia
memiliki tingkat kepekaan yang tinggi dan dapat menimbulkan konflik etnis
kultural. Arus globalisasi yang mengandung berbagai nilai dan budaya
dapat melahirkan sikap pro dan kontra warga masyarakat yang terjadi adalah konflik
tata nilai. Konflik tata nilai akan membesar bila masing-masing
mempertahankan tata nilainya sendiri tanpa memperhatikan yang lain.
h) Pertahanan dan Keamanan
Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang
terjadi saat ini menjadi bersifat multi dimensional yang berasal dari dalam
negeri maupun dari luar negeri, hal ini seiring dengan perkembangan
kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, informasi dan komunikasi. Serta sarana dan prasarana pendukung
didalam pengamanan bentuk ancaman yang bersifat multi dimensional
yang bersumber dari permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya.
B. Nilai-nilai Pancasila Sebagai
Pemersatu Bangsa
Di
saat menipisnya nilai-nilai nasionalisme pada diri manusia Indonesia, berbagai
hasutan dan isu-isu baik politik, ekonomi, pendidikan, agama dan sosial budaya
dapat memicu timbulnya berbagai konflik di daerah-daerah Indonesia, hal inilah
yang merupakan akar dari timbulnya disintegrasi. Keterbatasan SDM (Sumber Daya
Manusia) serta buruknya moral manusia Indonesia menyebabkan manusia Indonesia
mudah dihasut dan dipofokatori yang tidak baik oleh bangsa lain. Bangsa
Indonesia mudah diadu domba dan mempunyai sifat yang tidak stabil bila sudah
terpengaruh oleh uang. Dengan uang manusia Indonesia mudah diubah dari yang
berperangai baik menjadi tidak baik, bahkan ikatan persaudaraan bisa menjadi
permusuhan.
Untuk itu perlu kiranya penegakan yang jelas atas alat pemersatu bangsa. Salah
satunya adalah penegakkan kembali nilai-nilai Pancasila sebagai norma-norma
yang luhur dalam setiap aspek kehidupan seperti halnya yang telah dijaga oleh
nenek moyang bangsa Indonesia sejak dulu. Pancasila bukan hanya sebuah bentuk
filosofis bangsa Indonesia yang dikristalisasikan sebagai ideology Negara,
tetapi Pancasila adalah tatanan hidup yang luhur dan merupakan cita-cita yang
ingin diwujudkan oleh para pendiri bangsa kita.
Untuk itu seluruh elemen masyarakat harus memahami apa saja nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Pemahaman untuk setiap nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila dapat diwujudkan melalui pendidikan kewarganegaraan. Namun, bagaimana
dengan putra-putri Indonesia yang tidak bisa mengenyam pendidikan? Maka perlu
ada perhatian khusus yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki
pendidikan di Indonesia. Memprioritaskan anggaran belanja Negara sebesar 20%
untuk dunia pendidikan rasanya kurang, karena sebenarnya yang bobrok adalah
sistem pengaturan di Indonesia, sehingga walaupun anggaran untuk pendidikan
dinaikkan tetap saja pendidikan di Indonesia tidak akan maju, karena banyak
penyelewengan-penyelewengan dalam praktiknya. Maka inilah system regulasi
Indonesia yang sangat bobrok, dan inilah juga yang memicu ketidak adilan bagi
rakyat yang akhirnya memberikan celah disintegrasi bangsa untuk bernafas.
Namun dalam hal ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, seharusnya para
pelajar, baik siswa maupun mahasiswa juga bertanggung jawab dalam memberikan
contoh yang baik dalam pengamalan nilai pancasila. Kiranya perlu dibentuk
sebuah organisasi yang mewadahi usaha-usaha pemerataan pendidikan. Mahasiswa
lebih baik mebentuk suatu kelompok pemberi pendidikan gratis bagi rakyat yang
tidak mampu, daripada melakukan demonstrasi yang ujung-ujungnya tindak anarkis.
Inilah beberapa nilai-nilai
Pancasila yang yang seharusnya dipahami dan diamalkan oleh manusia Indonesia
selurunya:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Makna sila ini adalah:
a. Percaya dan taqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Hormat dan menghormati serta
bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang
berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
c. Saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
d. Tidak memaksakan suatu agama
atau kepercayaannya kepada orang lain.
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab
Makna sila ini adalah:
a.
Mengakui
persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
b.
Saling
mencintai sesama manusia.
c.
Mengembangkan
sikap tenggang rasa.
d.
idak
semena-mena terhadap orang lain.
e.
Menjunjung
tinggi nilai kemanusiaan.
f.
Gemar
melakukan kegiatan kemanusiaan.
g.
Berani
membela kebenaran dan keadilan.
h.
Bangsa
Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari masyarakat Dunia internasional dan
dengan itu harus mengembangkan sikap saling hormat-menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.
3. Persatuan Indonesia
Makna sila ini adalah:
a.
Menjaga
Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b.
Rela
berkorban demi bangsa dan negara.
c.
Cinta
akan Tanah Air.
d.
Berbangga
sebagai bagian dari Indonesia.
e.
Memajukan
pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
4. Kerakyatan Yang Dipimpin
Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Makna sila ini adalah:
a.
Mengutamakan
kepentingan negara dan masyarakat.
b.
Tidak
memaksakan kehendak kepada orang lain.
c.
Mengutamakan
budaya rembug atau musyawarah dalam mengambil keputusan bersama.
d.
Berrembug
atau bermusyawarah sampai mencapai konsensus atau kata mufakat diliputi dengan
semangat kekeluargaan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia
Makna sila ini adalah:
a.
Bersikap
adil terhadap sesama.
b.
Menghormati
hak-hak orang lain.
c.
Menolong
sesama.
d.
Menghargai
orang lain.
e.
Melakukan
pekerjaan yang berguna bagi kepentingan umum dan bersama.
C. Sinkronisasi antara
Nasionalisme dengan Nilai-nilai Pancasila
Bangsa
tidak akan pernah ada tanpa adanya rasa nosinalisme antar warganya. Maka
Nasionalisme merupakan hal penting yang mengikat rasa senasib dan sepenanggung
jawab terhadap bangsa dan Negara. Nasionalisme adalah satu paham yang
menciptakan dan mempertahankankedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan
satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Bangsa Indonesia saat ini sangat kekurangan orang yang ber-nasionalisme tinggi,
keadaan inilah yang memicu banyak konflik-konflik daerah akibat tidak adanya
rasa nosionalisme pada diri pribadi. Persaan memiliki bangsa ini sudah lenyap,
sehingga bertindak semena-mena dan tidak menghargai satu dengan yang lain.
Nasionalisme mengajarkan pada diri kita bahwa kita harus merasa memiliki bangsa
ini, wilayah dan negara ini meskipun banyak kekurangan, namun juga dijiwai oleh
semangat untuk memajukan bangsanya demi kelangsungan hidup generasi penerus
bangsa. Nasionalisme mengajarkan kita untuk saling menghormati satu dengan yang
lain meskipun berbeda suku, agama, ras, budaya, keyakinan dan pendapat, demi
menjaga keutuhan bangsanya. Nasionalisme mengajarkan kita untuk bangga menjadi
bagian dari Negara
D. Ancaman Disintegrasi di
Indonesia
Berdasarkan faktor penyebab
terjadinya isu dan gerakan disintegrasi yang diterangkan di atas, jelas sekali
bahwa bangsa ini sangat rawan adanya gerakan maupun konflik daerah yang
menjurus ke arah disintegrasi. Setelah lepasnya Timor Leste dari pangkuan ibu
pertiwi, bangsa ini masih ada ancaman disintegrasi kembali. Setelah GAM mereda,
ada Gerakan Papua Merdeka, yang notabene juga sama seperti GAM yaitu ingin
memerdekakan daerahnya dan lepas dari Indonesia.
Akhir-akhir ini juga sering terjadi konflik-konflik kecil di daerah, seperti di
Tarakan, Kalimantan Timur, dan juga yang masih sering terjadi kerusuhan di
Ambon. Konflik-konflik terjadi karena perbedaan suku maupun agama.
Bangsa ini rasanya tidak akan pernah lepas dari masalah disintegrasi, karena
manusia-manusianya tidak segera sadar. Bangsa ini masih terlalu lemah untuk
mengikat tali persatuan dan kesatuan dari Sabang sampai Merauke.
Apalagi sekarang ini memasuki era globalisasi, dimana jalinan informasi dan
komunikasi sudah saling terbuka di seluruh dunia. Kehadiran globalisasi memang
membawa dampak yang baik juga terhadap kehidupan kita, karena kita sekarang
lebih bisa berinteraksi dan mendapat lebih banyak ilmu pengetahuan dari bangsa
lain sehingga kita tidak terpuruk dalam keterbelakangan. Namun dampak negatif
yang ditimbulkan juga besar sekali untuk memicu terjadinya disintegrasi suatu
bangsa.
Beberapa dampak negative dari globalisasi:
1. Globalisasi mampu meyakinkan
masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran.
Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke
ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme
bangsa akan hilang
2. Dari globalisasi aspek ekonomi,
hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar
negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia.
Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala
berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3. Mayarakat kita khususnya anak
muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya
hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap
sebagai kiblat.
4. Mengakibatkan adanya
kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya
persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan
pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan
nasional bangsa.
a. Arus globalisasi begitu cepat
merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi
terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah
membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia.
Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-
hari anak muda sekarang.
b. Dari cara berpakaian banyak
remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya
Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian
tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Padahal cara berpakaian tersebut jelas-
jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka
dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain
dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan
budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian
bangsa.
c. Teknologi internet merupakan
teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa
saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari-
hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang
berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini,
banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misalnya untuk
membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib
mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena
mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
d. Dilihat dari sikap, banyak anak
muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada
rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan
keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya
geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu
ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
e. Jika pengaruh-pengaruh di atas
dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi
rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai
nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa
sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah
penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki
rasa nasionalisme? Bukankah hal itu berakibat pada disintegrasi bangsa? Karena
tidak adanya kepuasan terhadap milik bangsa sendiri.
E. Cara Menanggulangi Disintegrasi
Bangsa
Dari hasil analisis diperlukan
suatu upaya pembinaan yang efektif dan berhasil, diperlukan pula tatanan,
perangkat dan kebijakan yang tepat guna memperkukuh integrasi nasional antara
lain :
a.
Membangun
dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu.
b.
Menciptakan
kondisi dan membiasakan diri untuk selalu membangun konsensus.
c.
Membangun
kelembagaan (pranata) yang berakarkan nilai dan norma (nilai-nilai Pancasila)
yang menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa.
d.
Merumuskan
kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam aspek kehidupan dan
pembangunan bangsa yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak, semua wilayah.
e.
Upaya
bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang arif dan
bijaksana, serta efektif.
Bab
3
Penutup
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis tersebut
diatas dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut :
a.
Disintegrasi
bangsa, separatisme merupakan permasalahan kompleks, akibat akumulasi
permasalahan politik, ekonomi dan keamanan yang saling tumpang tindih sehingga
perlu penanganan khusus dengan pendekatan yang arif serta mengutamakan aspek
hukum, keadilan, sosial budaya.
b.
Pemberlakuan
Otonomi Daerah merupakan implikasi positif bagi masa depan daerah di Indonesia
namun juga berpotensi untuk menciptakan mengentalnya heterogental dibidang
SARA.
c.
Pertarungan
elit politik yang diimplementasikan kepada penggalangan massa yang dapat
menciptakan konflik horizintal maupun vertical harus dapat diantisipasi.
d.
Kepemimpinan
dari elit politik nasional hingga kepemimpinan daerah sangat menentukan
meredamnya konflik pada skala dini. Namun pada skala kejadian diperlukan
profesionalisme aparat kemanan secara terpadu.
e.
Efek
global, regional dengan faham demokrasi yang bergulir saat ini perlu
diantisipasi dengan penghayatan wawasan kebangsaan melalui edukasi dan
sosialisasi.
B. Saran
Untuk mendukung terciptanya
keberhasil mencegah terjadinya disintegrasi:
a.
Penyelesaian
konflik yang bernuansa separatisme bersenjata harus diselesaikan dengan
pendekatan militer terbatas dan professional guna menghindari korban dikalangan
masyarakat dengan memperhatikan aspek ekonomi dan sosial budaya serta keadilan
yang bersandar pada penegakan hukum.
b.
Penyelesaian
konflik yang bernuansa SARA diatasi melalui pendekatan hukum dan HAM.
c.
Penyelesaian
konflik akibat peranan otonomi daerah yang menguatkan faktor perbedaan,
disarankan kepemimpinan daerah harus mampu meredam dan memberlakukan
reward and punishment dari strata pimpinan diatasnya.
d.
Guna
mengantisipasi segala kegiatan separatisme ataupun kegiatan yang berdampak
disintegrasi bangsa perlu dibangun dan ditingkatkan institusi inteligen yang
handal.
DAFTAR
PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar